Berproses dan Bekerja Keras
Seperti nama di blog ini “Kehidupan
Nyata” ya disini saya akan menceritakan pengalaman yang tidak pernah saya
lupakan dalam kehidupan saya. Menjadi seseorang yang akan menjadi lebih baik
atau lebih besar lagi tentu tidak mudah. Bukan hanya diangan-angan, namun juga
membutuhkan dukungan kedua orang tua, bekerja keras untuk mencapai apa yang
kita inginkan, dan tentunya selalu berdoa.
Dimulai dari TK kedua orang tua saya selalu
mengikutkan saya dikegiatan seni. Seni bermacam-macam dan yang saya ikuti
adalah seni tari . Awalnya diikutkan seni tari karena keluarga
saya mencintai tari tradisonal, saya memang merasa nyaman diikutkan dalam
sanggar tari karena saya merasa cocok dan memang bakat saya disini . Orang tua
selalu mendukung jika ada kegiatan perlombaan tari apapun jenisnya selalu
mendaftarkan saya untuk mengikuti perlombaan tersebut. Terkadang saya berpikir,
apakah ada dana untuk lomba nanti? Dengan tegasnya mama berkata “Ikut saja
siapa tau menjadi juara, apapun itu kalau untuk anakku akan selalu diusahakan
ada”. Hatiku terasa tersentuh, kagum terhadap orang tua.
Setelah saya telaten mengikuti lomba tari, dan
semakin ada peningkatan gerakan. Alhamdulillah saat saya SMP mulai menjadi pelatih
tari disanggar tersebut, tidak mudah memang menjadi pelatih tari di usia yang
masih dibilang usia labil. Harus mengontrol emosi kepada anak-anak sedangkan
saya juga masih SMP . Saat saya menjadi pelatih tari mendapatkan uang transport
atau mendapatkan gaji. Namun saya tidak melihat seberapa besar uangnya yang
saya dapatkan dari sanggar karena yang penting adalah pengalaman, dan bagaimana
caranya untuk menjadi seorang pelatih yang tegas, tetap santai, namun bisa
menjadikan anak didik kita menjadi seseorang yang berprestasi .
Nah, pengalaman baru dimulai saat SMA. Saya
mendapatkan tawaran untuk mengajar ekstra tari di salah satu TK Surabaya.
Takut, cemas yang saya rasakan pada saat itu karena memulai dari hal baru yang
tentunya karakter orang berbeda-beda. Tetapi orang tua saya selalu memberikan
motivasi kepada saya bahwa saya harus bisa, harus mampu, jangan menyerah
sebelum dicoba selama itu kegiatan yang Positif. Tidak disangka saya mendapatkan
tawaran untuk mengajar di beberapa sekolah, Wah bisa dibayangkan ya betapa
ribetnya? dan bagaimana cara saya untuk membagi waktu antara mengajar di
sekolah, dan saya posisinya juga masih sekolah (SMA)? Jika dibayangkan memang
terasa berat, dan tidak ada waktu untuk bermain dengan teman-teman sekolah.
Dari situ saya tidak mengeluh karena saya menjalankannya dengan senang hati
bisa bertemu dengan murid saya yang masih TK lucu-lucu, dan murid saya yang
masih SMP. Setiap hari saya lalui dengan begitu senang .
Seiring berjalannya waktu saya sudah menjadi
mahasiswa di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Disini saya juga masih mengajar di beberapa sekolah.
Mulai menyesuaikan jadwal kampus dan jadwal mengajar, sempat terbesit dipikiran
dan sempat terucapkan bagaimana kalau saya berhenti untuk bekerja. Lagi, lagi
dan lagi orang tua mendukung, memotivasi saya bahwa saya mampu. Baiklah dari
sini saya bersemangat menjalankan keduanya. Nah, saat saya ada mata kuliah
dikampus. Saya mendapatkan tawaran mengajar di salah satu SMP Negeri di
Surabaya. Senang, terharu akhirnya saya mau dan mengajar tapi tetap kuliah juga
. Dari sini saya merasakan berbagai pengalaman, pentingnya memanfaatkan waktu,
dan pentingnya dukungan dari kedua orang tua untuk bisa mencapai hasil saat
ini. Semoga kedepannya saya akan selalu membanggakan kedua orang tua, keluarga
dan menjadi seseorang yang dapat memberikan aura positif ke siapapun itu .
Jangan lupa bersyukur atas apa yang kamu punya saat ini ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar