Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki”
Karya M Shoim Anwar
Cerpen
“Sulastri dan Empat Lelaki” merupakan salah satu cerpen karya M. Shoim Anwar .
Siapa sih yang tidak kenal beliau? M. Shoim Anwar sudah tidak asing lagi ,
karena beliau salah satu seorang sastrawan yang lahir di Desa Sambong Dukuh,
Jombang, Jawa Timur sudah banyak
karya-karyanya di dunia sastra. Karyanya berbentuk esai sastra.
Cerita pendek diartikan sebagai bacaan
singkat yang dapat dibaca sekali duduk dalam waktu setengah sampai dua jam,
genrenya memiliki efek tunggal, karakter, plot dan setting yang terbatas, tidak
beragam dan tidak kompleks “pengarang cerpen tidak melukiskan seluk beluk
kehidupan tokohnya secara menyeluruh, melainkan hanya menampilkan bagian-bagian
penting kehidupan tokoh yang berfungsi untuk mendukung cerita tersebut yang
juga bertujuan untuk menghemat penulisan cerita karena terbatasnya ruang yang
ada. (Allan Poe dalam Nurgiyantoro dalam
Regina Bernadette).
Dari
cerpen ini yang telah saya baca, memiliki makna yang cukup dalam. Setiap kata dan
kalimatnya mempunyai arti, penulis membuat seolah-olah pembaca ikut merasakan apa
yang telah dialami di dalam cerpen, dari kisahnya pun hampir terjadi didalam
kehidupan nyata.
Cerpen
“Sulastri dan Empat Lelaki” bercerita tentang perempuan yang memiliki nama atau
yang biasa dipanggil Sulastri. Sulastri adalah seorang pekerja TKW. Tokoh utama
dari cerpen ini yaitu Sulastri, empat orang lelaki adalah seorang polisi,
Markam atau suami Sulastri, Fir’aun, dan Musa AS. Sulastri saat sedang terdiam, dan merenung
tentang kehidupannya berjalan menaiki tanggul Laut Merah sampai akhirnya
Sulastri di perlihatkan sosok Fir’aun dan Musa AS. Ketika zaman nabi Musa AS,
saat melangkah dengan keyakinan dan kerja keras dia yakin akan mendapatkan
sebuah pertolongan nantinya ditengah perjalanan. Kemudian Sulastri meminta
tolong dengan nada yang memelas agar dikasihani dari siksa yang ada. Namun
Firaun ingin menyiksa dan memperbudak Sulastri pada saat itu. Polisi akhirnya
ikut turun tangan dan menjadi perantara.
Saat Polisi meminta uang kepada Sulastri, sementara Sulastri tidak memiliki
uang sama sekali. Markam adalah suami dari Sulastri yang bisa dibilang memiliki
hobi bertapa di dekat makam sungai Bengawan Solo yang konon katanya dapat
membawa keberkahan dalam kehidupan kedepannya. Bertapa yang tidak ,mengenal
waktu hingga anak istrinya tidak terurus.
Bisa
dilihat dari kutipan cerpen :
...dia
menatap ke seberang sungai ke arah Desa Titik. Tampak ada kuburan yang
dirimbuni pepohonan besar. Di sana ada seorang lelaki bertapa menginginkan
kehadiran benda-benda pusaka, membiarkan istri dan anak-anaknya jatuh bangun
mempertahankan nyawa.
Ternyata
itu tidak terjadi pada sebuah cerpen saja, namun dapat kita lihat bahwa di
kehidupan atau lingkungan sekitar kita masih percaya adanya hal itu. Zaman
memang sudah cukup maju di era saat ini, namun jika kita lihat dari Youtube,
Facebook, atau media social lainnya pasti akan membahas hal yang serupa. Memang
semua itu tidak ada salahnya jika kita percaya tentang hal itu, namun jika
terlalu fanatik kesannya menjadi mistis, kearah pesugihan, dan tumbal. Budaya
ini memang sudah ada dari nenek moyang kita. Kegiatan seperti ini terjadi pro dan kontra.
Memiliki nilai positif dan negative, kita harus bisa membedakan jika sudah
masuk terjerumus pada hal negative karena bisa disebut musyrik. Sama hal nya
dengan menduakan tuhan.
Sulastri juga bekerja sebagai TKW,
banyak perempuan yang ingin menjadi seorang TKW karena penghasilannya yang bisa
dibilang cukup besar. Namun jika dibayangkan tidak semudah itu, membutuhkan
proses yang panjang, pengorbanan, berpisah dengan orang-orang yang tersayang,
harus bisa menyesuaikan keadaan disana. Jika dilihat dari sumber kekayaan,
Indonesia juga merupakan Negara yang kaya. Indonesia memiliki lautan yang luas,
pulau ada dimana-mana, penduduk yang banyak dan padat, hutan-hutan yang lebat,
berbagai jenis tumbuhan hias dan tumbuhan yang dapat dikonsumsi, berbagai jenis
hewan, berbagai jenis buah-buahan yang tidak ada di negara lain, perkebunan,
pertambangan, dan masih banyak lagi kekayaan yang lainnya. Bisa dilihat dari
kutipan cerpen :
“Negeri
kami miskin, Ya Musa.”
“Kekayaan
negerimu melimpah ruah. Kau lihat, di sini kering dan tandus.”
“Kami
tidak punya pekerjaan, Ya Musa.”
“Apa
bukan kalian yang malas hingga suka jalan pintas?”
Di
dalam cerpen ini cukup unik karena memiliki pesan atau sindiran untuk koruptor
atau politik-politik yang ada di Indonesia. Bisa dilihat dari kutipan cerpen :
“Para
pemimpin negerimu serakah.”
“Kami
tak kebagian, Ya Musa”
“Mereka
telah menjarah kekayaan negeri untuk diri sendiri, keluarga, golongan, serta
para cukongnya.”
Jika
orang-orang besar atau yang memiliki jabatan yang tinggi bisa melakukan
kecurangan, maka rakyat yang biasa pasti bisa melakukan hal itu juga, serakah,
egois, semua hal akan dilakukan untuk menarik perhatian rakyat dan tergiur akan
janji-janjinya.
Segi
social dalam cerpen, Sulastri termasuk perempuan yang tertindas. Sulastri
diperbudak oleh empat lelaki itu, dia hanya menjadi pemenuh hasrat lelaki.
Sungguh miris dan kasihan.
Cerpen
“Sulastri dan Empat Lelaki” Karya M Shoim Anwar “ sangat menarik, jika di
kaitkan dalam ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, religi . Cerpen ini
salah satu cerpen yang lengkap sehingga pembaca dibuat emosi naik turunnya
darah.
Cerpen
ini memiliki kata dan kalimat beragam yang mudah untuk dipahami, dan memiliki
daya tarik karena jika membaca diulang-ulang tidak akan bosan. Cerpen “Sulastri
dan Empat Lelaki” ini memiliki banyak pesan yang dapat diambil, jika kita
menginginkan sesuatu maka bekerja keraslah dan berdoa, selalu mengingat bahwa
Allah SWT adil terhadap semua umatnya , bertanggung jawab atas jabatan yang
telah diraih saat ini hingga nantinya, bersikap jujur, adil, dan tidak ingkar
janji..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar